Gagal
jantung menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama pada beberapa negara
industri maju dan negara berkembang seperti Indonesia. Insiden penyakit gagal
jantung di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia harapan
hidup penduduk. Gagal jantung dapat terjadi pada semua usia tergantung pada
penyebabnya.
Tetapi gagal jantung menjadi penyakit yang terus meningkat
kejadiannya terutama pada lansia.Sindroma gagal jantung ini merupakan masalah
yang penting pada usia lanjut, dikarenakan prevalensi yang tinggi dengan
prognosis yang buruk. Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas
dari struktur atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Diagnosis dini dan identifikasi etiologi dari pasien gagal jantung kongestif sangat
diperlukan karena banyak kondisi yang menyerupai sindroma gagal jantung ini pada
usia dewasa maupun usia lanjut Pasien gagal jantung mengalami peredaran darah
sistemik dan sirkulasi yang berjalan lambat. Pemindahan O2 dan CO2 dalam
paru-paru berlangsung sukar, seluruh organ dan jaringan tubuh tidak dapat
dipenuhi kebutuhannya akan oksigen dan zat-zat makanan. Terjadi awitan
kesulitan nafas mendadak dan perasaan tercekik.
Jenis dan klasifikasi dalam gagal jantung ada 2, yaitu gagal jatung kanan dan gagal jantung kiri. Gejala yang
muncul sesuai dengan gejala jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dapat
terjadinya di dada karena peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tanda–tanda gejala gagal jantung kongestift biasanya terdapat bunyi
derap dan bising akibat regurgitasi mitral.
Gagal
Jantung Kiri
- Dispneu (sesak nafas)
- Orthopneu (susah bernafas ketika berbaring secara datar pada permukaan)
- Paroksimal Nokturnal (tiba-tiba terbangun saat sedang tidur karena tidak bisa bernafas)
- Batuk
- Mudah lelah
- Gelisah dan cemas
Gagal
Jantung Kanan
- Pitting edema
Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari , baru jelas terlihat setelah terjadinya retensi cairan paling tidak sebanyak 4,5 kg dari berat badan normal selama mengalami edema (Brunner and Suddarth, 2002).
B.Hepatomegali Pembesaran Hati (Hepatomegali) adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid, amoeba,pemimbunan lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan (metastasis). Keluhan dari hepatomegali ini gangguan dari sistem pencernaan seperti mual dan muntah, nyeri perut kanan atas, kuning bahkan buang air besar hitam. Pengobatan pada kasus hepatomegali ini berdasarkan penyebab yang mendasarinya.
- Hepatomegali
- Anoreksia
Anorekisia suatu penyakit dimana seseorang membiarkan dirinya sendiri kelaparan karena merasa tubuhnya terlalu gemuk dan berat badannya berlebih
- Nokturia
Nokturia (nocturia) adalah buang air kecil yang luar biasa sering di malam hari, menyebabkan pasien terbangun beberapa kali di malam hari untuk buang air kecil.
- kelemahan
Penyebab
gagal jantung antara lain : kelainan otot jantung, penyakit jantung lain, dan
faktor sistemik. Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler.
Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya
curah jantung pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan pulmonalis dapat
menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, akibatnya terjadi
edema paru yang dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek. Meningkatnya tekanan
vena sistemik dapat mengakibatkan edema perifer umum dan perubahan berat badan.
Pasien
dengan gagal jantung sering terutama pada usia lansia selalu merasa cemas,
ketakutan dan depresi. Hampir semua pasien menyadari bahwa jantung adalah organ
yang penting dan ketika jantung mulai rusak maka kesehatan juga terancam.
Ketika penyakitnya meningkat dan manifestasinya memburuk, pasien sering
memiliki ketakutan yang berlebihan karena cacat permanen dan kematian. Para
pasien mengekspresikan ketakutan dengan berbagai cara seperti mimpi buruk, insomnia,
kecemasan akut, depresi dan memungkiri kenyataan.
Pasien
gagal jantung banyak yang mengalami kecemasan. Kecemasan tersebut bervariasi
dari kecemasan ringan sampai dengan kecemasan berat. Kecemasan yang dialami
pasien mempunyai beberapa alasan diantaranya : cemas akibat sesak nafas, cemas
akan kondisi penyakitnya, cemas jika penyakitnya tidak bisa sembuh, cemas dan
takut akan kematian. Terkadang kecemasan dapat terlihat dalam bentuk lain,
seperti sering bertanya tentang penyakitnya dan berulang meskipun pertanyaan
sudah dijawab, pasin terlihat gelisah, sulit istirahat dan tidak bergairah saat
makan.
Pada
pasien gagal jantung kongestif, perilaku koping yang kurang baik akan dapat memperparah
kondisi pasien seperti pasien akan gelisah yang berlebihan sampai
berteriak-teriak, sesak nafas, tekanan darah meningkat, denyut nadi cepat dan
tidak patuh dalam pengobatan sehingga penyakitnya tidak kunjung sembuh. Selain
itu pasien mengalami gangguan dalam istirahat, terkadang terjadi halusinasi.
Pencegahan terhadap gagal jantung dapat dilakukan
dengan cara meminimalisasi berbagai faktor risiko yang mempengaruhinya.
Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh perubahan life style (gaya hidup) yang
dapat menyerang individu maupun kelompok secara selektif atau yang disenangi, sesuai
dengan faktor gaya hidup pada individu tersebut, misalnya kebiasaan merokok,
pola makan yang banyak mengandung lemak dan rendah serat, kurang olah raga,
kegemukan, stress dan lain-lain.